Berbagi Ilmu
Rabu, 31 Juli 2013
Rabu, 29 Mei 2013
BLUE DIVING CLUB FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
BLUE DIVING CLUB
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Blue Diving Club is a now organised by a group of young enthusiasts
with the high passions to diving and clean blue ocean and sustainable
fishing industry for Indonesia. Regardless of their faculty's location
which is in the mainland and quite often have to travel hours and hours
to the ocean, these devotees are committed to contribute and express
their passion for diving. Some of the members have joined diving certification and few more
diving related activities for the past 7 years since this organisation
was established. Limited resources are not a burden for these young guns to express
their passion. Some spots that they have visited is one of the most
famous diving spots in Indonesia and considered as one of world's
favorite diving spot in Sulawesi, Bunaken.
BLUE DIVING CLUB FAK. BIOLOGI UNSOED KEMBALI AMBIL BAGIAN DARI PEMECAHAN REKOR DUNIA DI SITUBONDO, JAWA TIMUR DALAM DIVE PRAMUKA EMAS 2011
Thu, 27/10/2011 - 05:38 — Agung S Pratama
Purwokerto, Bluedivingclub.org - Dive
Pramuka Emas 2011 merupakan ajang bergengsi di tahun 2011 untuk para
pegiat olah raga bawah air, kegiatan yang diselenggarakan oleh Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka dalam rangka memperingati hari jadinya yang
ke-50 serta untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Pasir Putih,
Situbondo, Jawa Timur 22 dan 23 Oktober 2011 menjadi saksi bisu dalam
perhelatan akbar untuk pemecahan kembali rekor dunia setelah Sail
Bunaken tahun 2009. Kali ini dengan pengembangan bendera Merah Putih
1.000 m2 dari bawah laut untuk dimunculkan dipermukaan dan di bawa ke
bibir pantai oleh sedikitnya 1.000 orang penyelam yang tergabung dari
seluruh tim selam se-Indonesia. Dalam event ini Blue Diving Club
mengirimkan anggotanya setelah Sulistyono (Peserta Sail Bunaken, 2009)
yang saat ini telah lulus dari bidang akademik UNSOED, kali ini dengan
dilanjutkan oleh penerusnya bernama Agung Syukriyya Pratama (BDCVII) dan Aradea Bujana Kusuma (BDCVI) selaku
anggota Blue Diving Club Fakultas Biologi Universitas Jenderal
Soedirman yang menjadi peserta dalam pemecahan rekor Dive Pramuka Emas
2011.
Event ini dibuka oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno, sekaligus meresmikan Dive Pramuka Emas 2011 yang ditandai dengan penanda tanganan prasasti di pantai Pasir Putih Situbondo Jatim. Rangkaian acara ini dilaksanakan
dua hari, hari pertama pada Sabtu 22 Oktober dimulai pukul 08.00-10.00
WIB gladi bersih pengembangan merah putih 1.000 m2, lalu pertunjukan
Marchingband, dilanjutkan fun dive hingga pukul 16.00 WIB. Malam harinya
pada pukul 20.00-21.00 WIB dilakukan night dive (selam malam) yang
diikuti peserta yang mendaftar secara khusus. Di puncak acara atau hari
kedua, pengembangan merah putih 1.000 m2 dilakukan pukul 08.00-10.00 WIB
dilanjutkan dengan peresmian tank milik TNI, acara pesta rakyat pantai
dan peresmian terumbu karang pramuka emas, estafet tunas kelapa, serta
penyerahan piagam hingga pukul 12.00 WIB. Kegiatan ini didukung penuh oleh Kwarnas gerakan pramuka, Kemenpora, Kemenbudpar, Kemenhub, Kementerian Kelautan dan Perikanan, TNI AL, Polri, Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) dan Komunitas penyelam lainnya di Indonesia.
Sumber :
Wartapedia.com
Koarmatim.tnial.mil.id
metrotvnews.comSTEK
STEK merupakan
cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian
batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai terjadinya
regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru.
Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Salah
satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon.
Faktor intern yang paling penting dalam mempengaruhi regenerasi akar
dan pucuk pada stek adalah faktor genetik. Untuk menunjang keberhasilan
perbanyakan tanaman dengan cara stek, tanaman sumber seharusnya adalah:
1. Status air. Stek lebih
baik diambil pada pagi hari dimana bahan stek dalam kondisi turgid.
2. Temperatur. Tanaman
stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga 27°C.
3. Cahaya. Durasi dan
intensitas cahaya yang dibutuhkan tanaman sumber tergantung pada jenis tanaman,
sehingga tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada kondisi cahaya yang tepat.
4. Kandungan karbohidrat.
Untuk meningkatkan kandungan karbohidrat bahan stek yang masih ada.(Hartmann et al., 1997).
Faktor lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh pada
terjadinya regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau media pengakaran
seharusnya kondusif untuk regenerasi akar yaitu cukup lembab, evapotranspirasi
rendah, drainase dan aerasi baik, suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak
terkena cahaya penuh (200-100 W/m2) dan bebas dari hama atau penyakit.
Macam – macam Stek :
Stek Daun
Bahan awal pada stek daun adalah daun yang akan menjadi bagian dari
tanaman baru. Contohnya : cocor bebek. Masalah pada stek daun secara umum adalah pembentukan tunas-tunas
adventif, bukan akar adventif. Pembentukan akar adventif pada daun lebih mudah
dibandingkan pembentukan tunas adventif (Hartmann et al., 1997).
Stek Umbi
Pada stek umbi, bahan awal untuk perbanyakan berupa umbi, yaitu: umbi
batang, umbi akar, dan lain-lain. Sebagai bahan perbanyakan, umbi dapat
digunakan utuh atau dipotong-potong dengan syarat setiap potongannya mengadung
calon tunas. dierandap dalam bakterisida dan fungisida. Contoh tanaman yang
bisa diperbanyak contoh stek umbi antara lain: Solanum tuberosum, Ipomoea batatas, Caladium sp, Amarilis sp, dan
lain-lain.
Stek Batang
Bahan awal perbanyakan berupa batang tanaman. Stek batang
dikelompokkan menjadi empat macam berdasarkan jenis batang tanaman, yakni:
berkayu keras, semi berkayu, dan herbaceous. Bahan tanaman yang biasa diperbanyak dengan stek batang berkayu keras
antara lain: apel, pear, cemara, dan lain-lain, dengan perlakuan kimia IBA atau
NAA 2500 – 5000 ppm. Panjang stek berkisar antara 10 – 76 cm atau dua buku
(nodes). Stek batang semi berkayu, contohnya terdapat pada tanaman Citrus sp, Manihot utilissima dengan
perlakuan kimia yang sudah umum yaitu IBA dan NAA 1000 – 3000 ppm dan panjang
stek 7,5 – 15 cm. Pada stek batang semi berkayu ini, daun- Stek batang yang
tergolong herbaceus, dilakukan pada tanaman
Chrysanthemum sp, dan Ipomoea batatas. Pada dasarnya perlakuan auksin tidak
diperlukan pada stek batang herbaceous ini, tetapi kadang diberikan IBA atau
NAA 500 –1250 ppm dan panjang stek yang biasa digunakan adalah 7,5 – 12,5 cm
(Hartmann et al., 1997).
Faktor intern yang paling penting dalam mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah faktor genetik. Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara stek, tanaman sumber seharusnya adalah:
Faktor lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh pada
terjadinya regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau media pengakaran
seharusnya kondusif untuk regenerasi akar yaitu cukup lembab, evapotranspirasi
rendah, drainase dan aerasi baik, suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak
terkena cahaya penuh (200-100 W/m2) dan bebas dari hama atau penyakit.
Stek Daun
Hara
Unsur hara adalah senyawa organik dan anorganis yang ada di dalam tanah
atau dengan kata lain nutrisi yang terkandung dalam tanah. Unsur hara sangat
dibutuhkan untuk tumbuh kembang tanaman.
Berdasarkan tingkat kebutuhannya maka dapat di
golongkan menjadi 2 bagian yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro.
1. Unsur Hara Makro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar, yang termasuk unsur hara makro adalah C, H, O, N, S, P, K, Ca, dan Mg.
2. Unsur Hara Mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah kecil/sedikit, yang termasuk unsur hara mikro adalah Fe, Cu, Zn, Mn, Mo, B, Cl.
Menurut Purwanto (2008) umumnya gejala defisiensi unsur hara ada 3 macam yaitu :
1. Unsur Hara Makro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar, yang termasuk unsur hara makro adalah C, H, O, N, S, P, K, Ca, dan Mg.
2. Unsur Hara Mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah kecil/sedikit, yang termasuk unsur hara mikro adalah Fe, Cu, Zn, Mn, Mo, B, Cl.
Menurut Purwanto (2008) umumnya gejala defisiensi unsur hara ada 3 macam yaitu :
- Klorosis : daun tidak berklrofil sehingga daun pucat kekuningan. Contohnya jika tanaman kekurangan unsur Ca, Zn, Fe, Mg.
- Nekrosis : kering daun di bagian tepi. Contohnya jika tanaman kekurangan unsur Mg, K, Mn, Cu.
- Kerdil : pertumbuhan terganggu, pendek. Contohnya jika tanaman kekurangan unsur P, B, Zn, N, Ca, S.
Mekanisme
penyediaan unsur hara dalam tanah melalui tiga mekanisme, yaitu :
1.
Aliran Massa (Mass Flow)
Mekanisme aliran massa adalah suatu mekanisme
gerakan unsur hara di dalam tanah menuju ke permukaan akar bersama-sama dengan
gerakan massa air. Biasanya terjadi dalam proses transpirasi (penguapan). Unsur
hara yang ketersediaannya bagi tanaman melalui mekanisme ini meliputi:
nitrogen, kalsium, belerang , dan Mo .
2.
Difusi
Ketersediaan unsur hara ke permukaan
akar tanaman, dapat juga terjadi
karena melalui mekanisme perbedaan konsentrasi. Konsentrasi unsur hara
pada permukaan akar tanaman lebih rendah
dibandingkan dengan konsentrasi
hara dalam larutan tanah. Kondisi ini terjadi karena sebagian besar
unsur hara tersebut telah diserap oleh akar tanaman. Tingginya konsentrasi
unsur hara pada tanah menyebabkan terjadinya peristiwa difusi dari unsur
hara berkonsentrasi tinggi
ke posisi permukaan
akar tanaman. Peristiwa pergerakan unsur hara yang terjadi
karena adanya perbedaan konsentrasi unsur hara tersebut dikenal dengan
mekanisme penyediaan hara secara difusi. Beberapa unsur hara yang tersedia
melalui mekanisme difusi ini, adalah: fosfor dan kalium .
3. Intersepsi Akar
Mekanisme intersepsi akar sangat berbeda dengan
kedua mekanisme sebelumnya. Kedua mekanisme sebelumnya menjelaskan pergerakan
unsur hara menuju ke akar tanaman, sedangkan mekanisme ketiga ini menjelaskan
gerakan akar tanaman yang memperpendek jarak dengan keberadaan unsur hara.
Peristiwa ini terjadi karena akar tanaman tumbuh dan memanjang, sehingga
memperluas jangkauan akar tersebut. Perpanjangan akar
tersebut menjadikan permukaan akar lebih mendekati posisi dimana unsur
hara berada. Unsur hara yang
ketersediaannya sebagian besar melalui
mekanisme ini adalah: kalsium
Berikut ini adalah tanda-tanda tanaman mengalami
kelebihan dan kekurangan unsur hara.
Unsur Hara
|
Fungsi
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Nitrogen (N)
|
pembentukan protein,
pertumbuhan
vegetatif,
bahan penyusun klorofil dan daun.
|
-tanaman akan tampak terlalu subur, ukuran daun
akan menjadi lebih besar,
-batang menjadi lunak dan berair (sekulensi) sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit,
-Penundaan pembentukan bunga, bahkan mudah lebih
mudah rontok dan pemasakan buah cenderung terlambat.
|
-warna daun yang hijau agak kekuningan,
-daun menjadi kering dan berwarna merah
kecoklatan,
-buah tidak sempurna, umumnya kecil dan cepat
matang.
|
Fosfor (P)
|
Mempercepat pertumbuhan akar, pembungaan
,pemasakan buah.
Penting
dalam pembelahan sel, perkembangan jaringan meristem, pertumbuhan jaringan
muda dan akar.
Penyusunan inti sel,lemak dan protein.
Memperkokoh tanaman.
|
- tumbuhan kerdil
|
- warna daunnya akan tampak tua dan sering tampak
mengkilap kemerahan
- batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning - jika tanaman berbuah, buahnya kecil, tampak jelek dan lekas matang. |
Kalium
(K)
|
Fotosintesis,pembentukan
protein dan karbohidrat.
Katalisator dalam transformasi tepung, gula dan lemak tanaman. Mempengaruhi kualitas rasa dan warna dari buah serta bunga. Daya tahan tanaman terhadap hama / penyakit dan kekeringan. Mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik. |
- daun terlihat lebih tua
- batang dan cabang lemah dan mudah rebah - muncul warna kuning di tepi daun yang sudah tua yang akhirnya mengering dan rontok - daun keriting dimulai daun yang paling tua - kematangan buah terhambat - ukuran buah menjadi lebih kecil dan mudah rontok. |
|
Kalsium (Ca)
|
penting untuk tanaman dan tanah
memperbaiki struktur tanah
Bahan penyusun
klorofil.
Dibutuhkan bagi enzim pada metabolisme karbohidrat. |
- akar tanaman tidak mampu tumbuh memanjang dengan
cepat
- daun-daunnya menjadi keriting. |
-klorosis
- kuncup-kuncup muda akan mati karena perakarannya
yang kurang sempurna
- kalaupun ada daun yang muncul, warnanya akan berubah dan jaringan di beberapa tempat pada helai daun akan mati. |
Magnesium (Mg)
|
pembentukan buah
fotosintesis
sintesis protein
|
-tidak secara langsung meracuni tanaman atau
organisme, kelebihan Mg dapat disimpan di vakuola,
|
-klorosis
-kekuningan diantara tulang daun (interveinal
chlorosis)
|
Belerang (S)
|
penyusun protein
sebagai koenzim yang terlibat dalam rantai
transfer electron pada respirasi dan fotosintesis
|
- Menyebabkan daun-daun berguguran sebelum
waktunya
|
-pertumbuhan tanaman akan terhambat, kerdil,
berbatang pendek dan kurus.
|
Besi (Fe)
|
pelaksana pemindahan electron dalam proses
metabolisme dan Pembentukan klorofil
|
-nekrosis
|
-tulang daun terjadi klorosis
|
Mangan (Mn)
|
Penyusunan klorofil dalam
fotosintesis. Perkecambahan biji dan
pemasakan buah.
|
-menghambat proses sintesa klorofil
|
-klorosis
-Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil
-Pembentukan biji-bijian kurang baik
|
Seng (Zn)
|
Pengaturan
sistem enzim dan zat pengatur tumbuh.
|
-tanaman kerdil
klorosis dan nekrosis |
|
Tembaga (Cu)
|
metabolisme
protein dan karbohidrat, perkembangan tanaman generatif, Pengaturan sistem enzim ,pembentukan klorofil
|
-Tanaman tumbuh kerdil
-Percabangan terbatas
-Pembentukan
akar terhambat,akar menebal
|
- pembungaan dan pembuahan terganggu
- warna daun muda kuning. |
Molibdenum (Mo)
|
katalisator dalam mereduksi N
kofaktor pada beberapa enzim penting untuk
membangun asam amino
mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa
|
-mengganggu proses fisiologi tanaman
|
-pertumbuhan tanaman terhambat
-daun menjadi pucat dan mati -pembentukan bunga terlambat. |
Boron (B)
|
metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein,
fenol dan auksin
|
-Ujung daun kuning dan mengalami nekrosis.
|
-pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik
(pucuk akar)
-Daun berwarna lebih gelap dibanding daun normal ,
tebal , dan mengkerut.
|
Klor (Cl)
|
pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel,
mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain
|
-gejala pertumbuhan daun yang kurang normal
terutama pada tanaman sayur-sayuran daun tampak kurang sehat
|
- pola percabangan akar abnormal
- gejala wilting (daun lemah dan layu) - warna keemasan (bronzing) pada daun. |
Natrium
(Na)
|
pembukaan
stomata
pembentukan umbi
|
- mengganggu keseimbangan ion pada tumbuhan
|
-Daun-daun tenaman bisa menjadi hijau tua dan
tipis
-Tanaman cepat menjadi layu.
|
Langganan:
Postingan (Atom)