Rabu, 16 Mei 2012

Laporan PKL


II. MATERI DAN CARA KERJA
1. Materi, Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan
1.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan mengenai Keanekaragaman Tanaman Famili Orchidaceae yang terdapat di Kebun Raya Baturraden Kabupaten Banyumas”antara lain, kamera digital, kertas dan alat tulis.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain tanaman dari famili Orchidaceae.
1.2 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan ini akan dilaksanakan selama 14 hari, dimulai tanggal 19 Januari04 Februari 2012 di Kebun Raya Baturraden Kabupaten Banyumas.
2. Cara Kerja
Praktek Kerja Lapangan dilakukan dengan cara ikut serta dalam kegiatan yang diadakan oleh Kebun Raya Baturraden. Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan, identifikasi tanaman, perawatan dan pendataan tanaman anggrek.
2.1. Persiapan praktek kerja lapangan
Tahap awal praktek kerja lapangan dengan memperkenalkan lingkungan lokasi. Tahapan pengenalan lokasi sebagai tahap persiapan praktek kerja lapangan. Pengenalan lokasi praktek kerja lapangan meliputi pengenalan seluruh pegawai Kebun Raya Baturraden dan mengunjungi seluruh wilayah konservasi tumbuhan.  
2.2 Mengidentifikasi tanaman anggrek
1.   Tanaman anggrek yang belum diketahui nama spesiesnya dipisahkan dengan yang lain.
2.   Struktur tanaman anggrek yang belum diketahui nama spesies dicatat sebagai data.
3.   Data yang berisi struktur dibandingkan dengan buku literatur yang ada di Kebun Raya Baturraden, fakultas biologi dan internet.
4.   PembErian nama spesies yang sesuai identifikasi tanaman dan dituliskan pada papan nama.
2.3 Perawatan tanaman anggrek
1.   Penyiraman tanaman anggrek dilakukan sebagai perawatan rutin agar kelembaban lingkungan selalu terjaga.
2.   Penggantian media arang dilakukan agar nutrisi untuk tanaman anggrek tercukupi.
3.   PembErian fungsi dan pupuk cair sebagai perawatan berkala agar tidak tumbuhnya gulma serta jamur yang dapat membuat tanaman anggrek terserang penyakit atau mati.
2.4 Pendataan tanaman anggrek
1.   Siapkan papan nama dan lembar pengisian pendataan.
2.   Papan nama diberi nama spesies dengan benar, kode tanaman, dan lokasi asal tanaman.
3.   Papan nama yang sudah berisi data akan dipasang pada tanaman anggreknya dan data ditulis kembali pada lembar pengisian pendataan sebagai catatan.
            III. EVALUASI KERJA
A. Deskripsi Kebun Raya Baturraden
            Pada konferensi penyelamatan dunia, setiap negara di himbau untuk mengiventarisasi flora dan fauna yang ada. Rekomendasi tersebut langsung ditanggapi oleh pemerintah Indonesia dan instansi - instansi terkait dalam hal ini adalah LIPI, istansi yang mendeteksi tumbuhan asli Indonesia yang terancam kepunahan. LIPI menginformasikan kepada setiap gubernur di setiap daerah agar membangun sebuah kebun raya sebagai upaya pelestarian fauna dan flora. Gubernur Jawa Tengah melihat peluang ini untuk membangun kebun raya yang terletak di kaki Gunung Slamet. Gagasan Gubernur Jawa Tengah untuk membangun Kebun Raya di Wana Wisata Baturaden disetujui oleh Presiden Megawati Soekarnoputri selaku Wakil Presiden RI pada waktu itu. Pembangunan memperhitungkan segi geografis dari Gunung Slamet (P.T. Bina Karya, 2000).
            Kebun Raya Baturraden yang dibangun, letaknya berdekatan dan menjadi satu kesatuan dengan Wana Wisata Baturraden yaitu Loka Wisata yang dikelola oleh Pemda Kabupaten Banyumas dan Wana Wisata Baturraden dengan Bumi Perkemahannya yang semula dikelola olah P.T. Perhutani Unit I Jawa Tengah dan sejak Oktober 2002 oleh P.T. Palawi sebuah anak perusahaan P.T. Perhutani (P.T. Bina Karya, 2000).
         
Gambar 1.  Kebun Raya Baturraden Kabupaten Banyumas sebagai Balai Penelitian Tumbuhan dan Pengelolaan Taman Hutan Rakyat.

            Kebun Raya Baturraden kaya akan berbagai potensi flora yang masih alami. Flora tingkat rendah hingga tingkat tinggi terdapat disana dan yang dapat dijadikan komoditi utama juga sangat banyak, misalnya pohon pinus (Pinus mercusii). Kebun Raya Baturraden memiliki fungsi sebagai tempat konservasi berbagai spesies tumbuhan. Tumbuhan yang dikoleksi diantranya Aracaceae, Orchidaceae, Pteridophyta, Tanaman Langka, Tanaman Obat, Bambu (Bamboo calamus) dan pembibitan tanaman. Pengkoleksian tumbuhan tersebut dimaksudkan untuk pelestarian agar tidak terjadi kepunahan terhadap tumbuhan - tumbuhan tersebut khususnya tumbuhan endemik Gunung Slamet. Pelestarian flora yang ada disana akan melindungi kekayaan spesies yang berada di tempat tersebut. Lokasi Kebun Raya Baturraden terletak di Desa Kemutuk Lor, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas (Pudjiharta, 2009).
B. Deskripsi Tanaman Anggrek
            Anggrek merupakan tanaman berbunga yang termasuk kedalam famili Orchidaceae. Tanaman berbunga indah ini tersebar luas di pelosok dunia, termasuk Indonesia. Diperkirakan di seluruh dunia terdapat sekitar 20.000 spesies anggrek dengan 900 genus dan tersebar di 750 negara. Kurang lebih 5000 spesies diantaranya tersebar di Indonesia. Selain itu, anggrek merupakan suku terbesar dalam Spermatophyta (Sandra, 2005).
            Anggrek alam atau anggrek hutan biasanya dikenal sebagai anggrek spesies. Anggrek - anggrek spesies ini tumbuh secara alami di tempat - tempat yang tidak dipelihara oleh manusia. Anggrek - anggrek spesies ini memegang peranan penting sebagai induk persilangan (Purwantoro, 2002). Kebun Raya Batturraden memiliki berbagai macam jenis anggrek, mulai dari anggrek spesies sampai anggrek persilangan. Anggrek - anggrek tersebut dikoleksi oleh Kebun Raya Baturaden agar tidak mengalami kepunahan di alam. Penempatan Anggrek dilakukan pada tempat khusus yaitu rumah kaca agar terjaga intensitas cahaya yang menyinari tanaman anggrek tersebut.
Tabel 1. Keanekaragaman Koleksi Tanaman Anggek di Rumah Kaca Kebun Raya Baturraden.
No.
Species
Family
Tempat
Ketepatan dengan buku data
Keterangan (kode)
Lokasi keberadaan
1
Agrostophyllum cyathiforme J.J.Sm.
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
70, 70A, 77, 77A.
A.
2
Appendicula sp.
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
51
C.
3
Bulbophyllum sp.
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
56, 56A, 71
A.
4
Cymbidium sp.
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
46,50, 50A-C, 54
C.
5
Dendrobium sp.
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
32, 32A, 45
B.
6
Eria sp.
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
3, 12, 33, 33A, 12, 74, 78
A.
7
Eria bractescens Lindl.
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
102, 102A-D
Bagian Tengah Terletak Disebelah Kiri Rumah Kaca.
8
Eria hyacinthoides (Blume) Lindl.
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
17
C.
9
Eria iridifolia
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
15, 16, 73, 79, 79A-C, 94, 94A-C
A.
10
Eria javanica (Sw.)Blume
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
2, 2A, 6, 6A, 7, 40, 60, 60A (hidup)

10, 10A, 11, 11A, 34 (mati)
D.
11
Liparis sp.
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
44
B.
12
Liparis latifolia
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
110, 110A-B
Bagian Tengah Terletak Di Meja Tengah  Rumah Kaca.
13
Malaxis sp.
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
67 (hidup)
97, 97A-C (mati)
A.
14
Phalaenopsis sp.
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
59, 59A-I (hidup)
59J (mati)

D.
15
Phaius sp.
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
39, 39A, 84, 105
A.
16
Pholidota sp.
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
4, 5, 35, 38, 98, 104A-C
D.
17
Pholidota ventricosa
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
30, 52, 52A, 53, 53A, 55
D.
18
Thrixspermum sp.
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
43, 108
B.
19
Trichotosia ferox Blume
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Tepat
75, 82, 86
C.
20
Trichotosia velutina
Orchidaceae
Hutan GN. Slamet Batturaden
Kurang Tepat
41 (ada 3 indv. Di RK tetapi di buku data hanya 1 indv.)
A.

Keterangan Lokasi :
A = Bagian Depan Terletak Disebelah Kiri Rumah Kaca.
B = Bagian Depan Atas Terletak Disebelah Kiri Rumah Kaca.
C = Bagian Depan Terletak Disebelah Kanan Rumah Kaca.
D = Bagian Depan Atas Terletak Disebelah Kanan Rumah Kaca.

            Macam - macam anggrek yang dikoleksi oleh Kebun Raya Baturraden, diantaranya Dendrobium sp, Phaius sp, Liparis sp, Phalaenopsis sp Malaxis sp, Eria sp,Pholidota sp, Thrixspermum sp, Cymbidium sp, Trichotosia sp, Appendicula sp, dan Agrostophyllu sp. Anggrek - anggrek ini ada yang sudah umum dikenal dan ada yang belum dikenal oleh masyarakat. Pengenalan anggrek di awali dengan mengidentifikasi morfologi setiap genus anggrek dan spesies anggrek tersebut. Deskripsi macam - macam anggrek di Kebun Raya Baturraden yaitu:
1. Tanaman Anggrek Appendicula Blume.
Appendicula dalam bahasa latin beraati alat tambahan kecil. Nama ini timbulberdasarkan karena anggrek ini memiliki alat tambahan kecil pada pangkal bagian dalam bibir, yang biasanya berbentuk cekung mengarah ke bawah atau ke atas. Sifat khas anggrek Appendicula sp. merupakan anggrek epifit atau anggrek tanah, dengan sifat-sifat bunga seperti anggrek Dendrobium sp. Perbedaan Appendicula sp. dengan Dendrobium sp. yaitu tidak memiliki pseudobulbus atau umbi semu dan batangnya tidak membesar. Pollinia pada Appendicula sp. berjumlah enam dan bunganya tidak membuka lebar (Suryominoto, 1987).
Gambar 2.  Tanaman Anggrek Appendicula sp. di Rumah Kaca Kebun Raya Baturraden.

2. Tanaman Anggrek Bulbophyllum Thouars.
   Anggrek Bulbophyllum termasuk anggrek epifit yang memiliki ciri khas pseudobulbus beruas satu. Anggrek ini menempel pada batang pohon dan menyerap nutrisi dari pohon tersebut. Daun bersukulen dan tebal serta berwarna hijau (Suryominoto, 1987).
        
                              (a)                                                                (b)
Gambar 3. Morfologi Anggrek Bulbophyllum sp. meliputi : (a) Buah Anggrek Bulbophyllum sp. berbentuk seperti lentera. (b). Daun Anggrek Bulbophyllum sp. tebal dan berwarna hijau kecoklatan.

3. Tanaman Anggrek Cymbidium sp.
          Anggrek Cymbidium sp. termasuk anggrek tanah karena hidup pada permukaan tanah. Anggrek ini memiliki umbi semu yang tertutupi pelepah daun.Daun anggrek Cymbidium sp. memanjang dan tebal. Pembunggan tumbuh pada ketiak  dan berbunga banyak. Ukuran bunga relatif besar dan dengan ukuran labelum yang beragam (Mahyam, 2003).
Gambar 4. Tanaman Anggrek Cymbidium sp. yang terletak di bagian bawah Rumah Kaca Kebun Raya Baturraden.

4. Tanaman Anggrek Dendrobium Swartz.
          Nama genus Dendrobium berasal dari bahasa Yunani dendron yang berarti pohon dan bios yang berarti hidup. Anggrek Dendrobium termasuk anggrek epifit yang biasanya menempel pada batang pohon. Akarnya pendek dan tidak berambut akar. Akar Dendrobium bersimbiosis dengan mychorhiza (Suryominoto, 1987).
Gambar 5. Tanaman Anggrek Dendrobium sp. Hutan Gunung Slamet Kebun Raya Baturraden.



5. Tanaman Anggrek Eria Blume.
            Eria berasal dari kata yunani yang artinya wol atau rambut wol. Nama ini sesuai dengan bunga Eria yang kebanyakan beranbut halus. Tanaman Anggrek Eria mempunyai sifat khas mirip dengan Dendrobium. Perbedaan terletak pada pollinium. Eria memiliki 8 pollinium sedangkan Dendrobium mempunyai 4 atau 2 pollinium yang beralur dalam atau berpasangan. Eria termasuk dalam anggrek epifit yang memiliki batang yang bervariasi, ada yang berbatang panjang, pendek atau umbi semu. Daun Eria dapat dibedakan dari ada tidaknya rambut halus. Struktur bunga Eria soliter atau tandan berukuran kecil, memiliki daun pelindung dan berwarna (Suryominoto, 1987).
Gambar 6. Tanaman Anggrek Eria sp Hutan Gunung Slamet.
5.1 Eria javanica (Bl.) Lindl.
   Anggrek epifit yang berumbi semu tertutup sarung - sarung daun yang rudimenter. Daun anggrek Eria javanica berbentuk lanset, tebal terutama ke arah pangkalnya dan meruncing. Anggrek Eria javanica berbungga bentuk tandan dan berwarna variasi. Bunga akan tumbuh di dekat ujung umbi semu dengan panjang 54 - 60 cm. Bunga berbau harum dan berlabelum lanset. Anggrek Eria javanica memiliki nama lain yaitu Eria rugosa (Suryominoto, 1987).
Gambar 7.  Tanaman Eria javanica (Sw.) Blume Hutan Gunung Slamet Baturraden.

Penyebaran anggrek Eria javanica terdapat di Asia Selatan dan Tenggara. Pertumbuhan anggrek akan menempel pada batang pohon atau dipermukaan batuan di tempat kering yang terlindung maupun terbuka (Mahyar, 2003).
5.2 Eria hycinthoides (Bl.) Lindl.
   Anggrek epifit dengan umbi semu dan berbentuk seperti kerucut dengan tinggi 5 - 8 cm. Daun berbentuk lonjong memanjang, pangkal meruncing, asimetris, panjang helaian daun 20 - 30 cm dan tulang daun terlihat transparan. Bunga genus Eria berbentuk tandan, memiliki daun kelopak punggung yang berambut halus berwarna putih (Suryominoto, 1987).
Gambar 8.  Tanaman Anggrek Eria hyacinthoides (Bl.) Lindl. Hutan Kebun                                   Raya Baturraden.

5.3 Eria iridifolia Hook.f.
            Anggrek epifit dengan batang yang pendek (hampir tidak terlihat) karena tertutup pelepah daun. Daun berbentuk lanset dan berujung runcing. Anggrek Eria iridifolia berbunga dengan terdapat bulu pada bunga. Bibir bunga lebar dan panjang mengarah ke bawah (Mahyar, 2003).
Gambar 9. Tanaman Anggrek Eria iridifolia Hook.f. yang terletak di bagian depan Rumah Kaca Kebun Raya Baturraden.

            Penyebaran anggrek Eria iridifolia terdapat di Semenanjung Malaysia, Sumatera dan Kalimantan. Hidup pada alam bebas seperti hutan pada ketinggian 700 - 1.600 dpl (Mahyar, 2003).
6. Deskripsi Tanaman Anggrek Liparis L.C.Richard
Nama Liparis berasal dari kata Yunani “liparos” yang berarti “berminyak” dikarenakan genus Liparis kelihatan mengkilat seperti ada minyak pada seluruh bagian tanamannya. Anggrek Liparis termasuk anggrek tanah atau epifit, daunnya terlihat mengkilat dan berlipat membujur sedangkan jika Liparis yang epifit daunnya tidak berlipat membujur (Suryominoto, 1987).
6.1 Liparis latifolia (Bl.) Lindl.
Salah satu spesies dari genus Liparis in termasuk kedalam yang epifit. Struktur daunnya beruas, memanjang, runcing ujungnya (Suryominoto, 1987).
Gambar 10.Tanaman Anggrek Liparis latifolia (Bl.) Lindl. yang terletak di bagian tengah Rumah Kaca Kebun Raya Baturraden.

7. Tanaman Anggrek Malaxis Swart
   Kata Malaxis berasal dari kata Yunani “malakos” yang berarti “lunak”, nama ini ada hubungannya dengan keadaan daunnya yang lunak sehingga menjadi ciri khas genus anggrek ini. Anggrek Malaxis sp termasuk kedalam anggrek tanah simpodial (Suryominoto, 1987).
Gambar 11.Tanaman Anggrek Malaxis sp yang mati di Rumah Kaca Kebun Raya Baturraden.

8. Tanaman Anggrek Phaius Loureiro.
Phaius berasal dari kata Yunani, yang berarti warna tua dikarenakan pada saat penemuan pertama kali spesies ini berwarna tua sehingga di beri nama Phaius. Anggrek ini termasuk kedalam anggrek tanah, dengan ciri - ciri yang khas. Batang anggrek ini biasanya kecil dan ada juga yang memiliki pseudobulbus dengan ruas yang banyak. Daunnya tidak sukulen (tidak berdaging), tipis dan helaian daunnya besar (Suryominoto, 1987).
Gambar 12.Tanaman Anggrek Phaius sp. terletak pada bagian bawah Rumah Kaca.
9. Tanaman Anggrek Phalaenopsis Blume.
   Penemuan anggrek Phalaenopsis berawal pada saat Blume berjalan di hutan suatu ketika dikira melihat sederetan kupu-kupu putih menempel di salah satu cabang, ternyata dilihat jelas adalah sederetan bunga yang mirip seperti kupu-kupu dan diberi nama Phalaenopsis. Anggrek Phalaenopsis berarti kata phalaenos yang berarti kupu-kupu dan opsis berarti melihat. Anggrek ini termasuk kedalam anggrek epifit yang berbatang pendek. Daun Phalaenopsis tebal, sukulen (berdaging), dan helaian daunnya besar. Bungga anggrek ini bermekar besar (Suryominoto, 1987).
           
                          (a)                                                                     (b)
Gambar 13.Morfologi Anggrek Phalaenopsis meliputi : (a) Daun Anggrek Phalaenopsis yang tebal dan sukulen. (b) Bungga Anggrek Phalaenopsis sp..

10. Tanaman Anggrek Pholidota Lindley
   Nama Anggrek Pholidota dijabarkan dari dua kata Yunan yaitu Pholus dan dotis yang memiliki arti suatu pembErian (emas kawin) raja. Tanaman anggrek Pholidota sp. termasuk anggrek yang hidupnya epifit atau litofit dengan umbi semu. Bentuk bunga bertandan yang menancap pada ujung umbi semu atau calon umbi semu, memiliki daun pelindung yang relatif besar dan kelopak bunganya konkaf atau berkantung (Suryominoto, 1987).
Gambar 14.Penataan Tanaman Anggrek Pholidota sp di bagian depan Rumah Kaca Kebun Raya Baturraden.

10.1 Pholidota ventricosa (Bl.) Rchb.f.
   Termasuk anggrek yang hidupnya epifit simpodial dengan umbi semu berbentuk kerucut. Tinggi tanaman ini 6 - 8 cm dengan tangkai yang kuat dan terlihat beruas. Bunga anggrek Pholidota ventricosa bertandan dan tegak jika tumbuh liar ditempat - tempat berbatu. Ukuran bunga kecil, tetapi jumlah bunganya relatif banyak (Suryominoto, 1987).
Gambar 15. Tanaman Anggrek Pholidota ventricosa Hutan Gunung Slamet.
11. Tanaman Anggrek Thrixspermum Loureiro.
Nama Thrixspermum tersusun atas 2 kata dari bahasa Yunani, yaitu thrix yang berarti rambut dan spermum berarti biji. Anggrek ini termasuk anggrek epifit yang berbatang monopodial. Akarnya panjang dan terlihat berwarna putih. Anggrek ini jarang berbungga dan jika berbunggu akan cepat gugur kembali (Suryominoto, 1987).
Gambar 16.Tanaman Anggrek Thrixspermum sp. Hutan Gunung Slamet Kebun Raya Baturraden.

12. Tanaman Anggrek Trichotosia Blume
            Anggrek yang hidup epifit dengan karakteristik rimpang yang menjalar, batang yang kaku dan menggantung. Anggrek ini biasanya terdapat bulu pada daun sampai dengan pelepahnya. Perbungaan anggrek Trichotosia Blume berada pada ujung batang dan berukuran sedang. Biasanya bersimbiosis dengan mycorhiza pada akar anggrek epifit. Akar anggrek juga pendek atau tidak memiliki rambut akar. (Mahyar, 2003)
12.1 Trichotosia ferox Blume
            Batang pada anggrek Trichotosia ferox besar, kaku dan menggantung mengarah ke atas. Daun berbentuk lanset dengan ujung yang meruncing. Perbungaan terjadi pada batang yang panjang dan terlindungi oleh daun pelindung (Mahya, 2003)
Gambar 17.Tanaman Anggrek Trichotosia ferox Hutan Gunung Slamet Kebun Raya Baturraden.

C. Pemeliharaan Tanaman Anggrek
          Pemeliharaan tanaman terutama pembibitan anggrek selalu menjadi prioritas utama yang menjadi perhatian. Hal ini dimaksudkan agar kualitas tanaman yang dihasilkan akan berbungga baik. Pemeliharaan meliputi menyiraman dua kali sehari dengan air, pemberian pupuk cair dengan campuran vitamin, dan pestisida untuk menjaga tanaman anggrek tersebut tidak terkena penyakit serta bebas dari serangan serangga atau hama. Pemeliharan yang dilakukan minimal 2 bulan sekali, yaitu penggantian media tanam (pakis, arang, dan pot). Pemberian pupuk N, P, K secara rutin dimaksudkan agar unsur hara yang didapatkan oleh tanaman anggrek seimbang, sehingga pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman anggrek akan seimbang dan maksimal.
             
                              (a)                                                                (b)
Gambar 18.Pemeliharaan Tanaman Anggrek yang meliputi : (a) pemberian pupuk cair, vitamin dan pestisida. (b) penyiraman rutin setiap hari.  
          Menurut Ginting (2008), Media tumbuh yang baik bagi anggrek (famili Orchidaceae) harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain tidak lekas melapuk dan terdekomposisi, tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman, mempunyai aerasi dan draenase yang baik serta lancar, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara optimal, dapat mempertahankan kelembaban di sekitar akar, untuk pertumbuhan anggrek dibutuhkan ph media 5-6, ramah lingkungan serta mudah didapat dan relatif murah harganya.
Media tumbuh tanaman anggrek yang umum digunakan adalah arang, pakis, moss, potongan kayu, potongan bata atau genting, serutan kayu, kulit pinus dan serabut kelapa. Masing-masing bahan media tersebut mempunyai pengaruh
yang berbeda terhadap pertumbuhan anggrek, tergantung jenis, agroklimat
lingkungan, dan lokasi lahan. Penggunaan ragam media di daerah dingin, lembab dan bercurah hujan tinggi berbeda dengan daerah panas. Di daerah dingin sebaiknya pilih media yang sangat porous dan sedikit menyerap air. Meningkatnya kelembaban karena air berlebih mampu mengundang penyakit sehingga akar menjadi kurang sehat, sebaliknya di daerah panas pilih media yang mampu menyerap air (Ginting, 2008).
          Berdasarkan data hasil pengamatan di atas, dapat disimpulkan bahwa keaneragaman tanaman anggrek di Kebun Raya Baturraden sangat bervariasi. Pengamatan yang dilakukan memperoleh hasil 20 spesies dari 12 genus yang dapat di identifikasi berdasarkan morfologi tanaman tersebut. Pengidentifikasian tanaman anggrek ini dilakukan dengan mencirikan morfologi tanaman yang ada dan mencocokkan dengan literatur yang telah ada. Pencocokkan lebih mendominasikan pada gambar-gambar morfologi hasil dengan gambar morfologi literatur yang didapatkan.


                                   













DAFTAR REFERENSI
Bey, Y. 2006. Pengaruh Pemberian Giberelin (GA3) dan Air Kelapa Terhadap Perkecambahan Bahan Biji Anggrek Bulan (Phalaenopsis amanilis BL.) Secara In Vitro. Laboratorium Botani Jurusan PMIPA FKIP. Universitas Riau.

Fijridiyanto. 2000. Prosiding Seminar Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. UPT Balai Pengembangan Kebun Raya LIPI. Bogor.

Ginting, B. 2008. Membuat Media Tumbuh Anggrek. Deptan. Jakarta

Mahyar, U,W.  2003. Jenis-jenis Anggrek Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. 83p.

P. T. Bina Karya. 2000. Pekerjaan Pembuatan Master Plan dan Studi Kawasan Kebun Raya Indonesia Baturraden. Purwokerto.

Pudjiharta, A. 2009. Pengaruh perubahan lahan hutan terhadap hasil air di Baturaden. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Purwantoro, A. 2005. Kekerabatan Antar Anggrek Spesies Berdasarkan Sifat Morfologi Tanaman dan Bunga. Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.

Sandra, E. 2005. Membuat Anggrek Rajin Berbungga. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sulistiarini, D. 2000. Anggrek dari Kepulauan Sunda Kecil. Balitbang Botani, Puslitbang Biologi LIPI. Bogor.

Suryowinoto, M. 1987. Mengenal Anggrek Alam Indonesia. Penerbit P.T. Penebara Swadaya. Jakarta.

Waston, J.B. 2004. Dendrobium cuthbertsoii Orchida. New York. USA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar