PERBANYAKAN
VEGETATIF
Oleh :
Nama : Asti Fitriani B1J009009
R.
Muh. Angga B1J009033
Putri
Dyas B1J009078
Ummu
Fatimatuz B1J010163
Retno
Pratiwi B1J010196
Rombongan : IV
Kelompok : 2
Asisten : Edmunda Veka Ermayanti
LAPORAN PRAKTIKUM ORKHIDOLOGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2012
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan
menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi
tanaman baru. Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih
ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat
dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan
dengan metode stek akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi
tanaman yang sukar berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahan stress
lingkungan dan adanya sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan (Boulline dan
Went, 1933).
Keberhasilan
perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk
pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru yang true to name dan true to type.
Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh factor intern yaitu tanaman itu
sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu faktor intern yang
mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai
zat pengatur tumbuh (Simmler, 2010).
Zat pengatur
tumbuh yang paling berperan pada pengakaran stek adalah Auksin. Inisiasi tunas
anakan sangat dipengaruhi oleh konsentrasi auksin tersebut, salah satunya
adalah IAA (Krisantini, 1999). Auksin yang biasa dikenal yaitu indole-3-acetic
acid (IAA), indolebutyric acid (IBA) dan nepthaleneacetic acid (NAA). IBA dan
NAA bersifat lebih efektif dibandingkan IAA yang meruapakan auksin alami,
sedangkan zat pengatur tumbuh yang paling berperan dalam pembentukan tunas
adalah sitokinin yang terdiri atas zeatin, zeatin riboside, kinetin,
isopentenil adenin (ZiP), thidiazurron (TBZ), dan benzyladenine (BA atau BAP).
Selain auksin, absisic acid (ABA) juga berperan penting dalam pengakaran stek
(Ashari, 1995).
B.
Tujuan
Praktikum
kali ini bertujuan untuk dapat melakukan perbanyakan vegetatif dengan benar
sesuai dengan pola pertumbuhan jenis anggrek sehingga diperoleh keturunan yang
sama dengan induknya.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan
adalah pot, kawat, tali rafia, gunting stek dan pisau, sedangkan bahan yang digunakan Anggrek Dendrobium, Phalaenopsis, media sabut kelapa basah, pupuk dan fungisida.
B. Metode
Cara
kerja untuk anggrek Sympodial adalah sebagai berikut :
1.
Disiapkan anggrek yang sudah penuh sehingga perlu direpotting.
2.
Dikeluarkan tanaman dari pot secara hati-hati.
3.
Akar yang tua dan tidak aktif dipotong sehingga tinggal rhizoma dan
sisakan akar yang aktif.
4.
Tanaman dipotong-potong masingmasing 3 batang (bulb) satu ama lain berhubungan.
5.
Tanam pada pot yang telah disediakan, bulb
yang paling tua hendaknya diletakkan di bagian tepi pot, untuk menopang bulb digunakan kawat untuk mengait agar
tanaman tidak roboh dan ditempatkan pada tempat yang teduh.
Cara kerja untuk
anggrek Monopodial adalah sebagai berikut :
1.
Disiapkan anggrek Vanda yang
tingginya sekitar 76 – 100 cm.
2.
Dipotong dari bagian batang 30-45 cm dan paling tidak ada aarnya satu
buah.
3.
Setelah dipotong, bekas potongan dicelupkan pada larutan fungisida untuk
menghindari pertumbuhan jamur, selama 3 menit.
4.
Ditanam pada pot yang telah diisi media, ditempatkan pada tempat yang
teduh.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
(a)
(b)
(c)
Gambar 1.Tanaman Anggrek
yang dipasangkan pada taman tengah Fakultas Biologi UNSOED, yaitu (a) Anggrek Dendrobium sp., (b) Anggrek Cattleya sp., dan (c) Phalaenopsis sp..
B.
Pembahasan
Beberapa tumbuhan anggrek disiapkan untuk diperbanyak, diantaranya Phalaenopsis sp., Dendrobium sp., dan Cattleya sp..
Anggrek yang masih menjadi satu dipotong-potong dengan gunting menjadi tanaman
baru yang siap untuk di tanam pada media. Media yang digunakan adalah
pohon-pohon yang ada di lingkungan sekitar. Media pohonan membuat anggrek
menempel pada batang pohon tersebut. Akar anggrek akar muncul dan menempel,
sehingga anggrek hidup serta menyerap nutri makanan dari pohon tersebut. Perbanyakan
vegetatif adalah pengulangan dan penggandaan jenis yang diwujudkan pada
terciptanya generasi baru dimana bahan tanamnya selain biji. Pada
tanaman anggrek yang distek. Substansi yang disebut rhizokalin pada kotiledon,
daun dan tunas yang menstimulasi perakaran pada stek (Boulline dan Went, 1933). Perbanyakan vegetatif dilakukan dengan menanam satu tunas baru pada
media tanam buatan (Yanti et al., 2010)
Faktor
intern yang paling penting dalam mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada
stek adalah faktor genetik. Jenis tanaman yang berbeda mempunyai kemampuan
regenerasi akar dan pucuk yang berbeda.
Sifat-sifat yang menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara stek, yaitu tanaman sumber seharusnya mempunyai sifat-sifat
unggul serta tidak terserang hama atau penyakit. Selain itu, manipulasi
terhadap kondisi lingkungan dan status fisiologi tanaman sumber juga penting
dilakukan agar tingkat keberhasilan stek tinggi. Menurut
Yusnida (2006), kondisi lingkungan dan status fisiologi yang
penting bagi tanaman adalah
:
1. Status
air
Stek
lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan stek dalam kondisi turgid.
2. Temperatur
Tanaman stek
lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga 27°C.
3. Cahaya
Durasi dan intensitas
cahaya yang dibutuhkan tamnaman sumber tergantung pada jenis tanaman, sehingga
tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada kondisi cahaya yang tepat.
4. Kandungan
karbohidrat
Menurut
Hartmann (1997), untuk meningkatkan kandungan karbohidrat bahan stek yang masih
ada pada tanaman sumber bisa dilakukan pengeratan untuk menghalangi translokasi
karbohidrat. Pengeratan juga berfungsi menghalangi translokasi hormon dan
substansi lain yang mungkin penting untuk pengakaran, sehingga terjadi
akumulasi zat-zat tersebut pada bahan stek. Karbohidrat digunakan dalam
pengakaran untuk membangun kompleks makromolekul, elemen struktural dan sebagai
sumber energi. Walaupun kandungan karbohidrat bahan stek tinggi, tetapi jika
rasio C/N rendah maka inisiasi akar juga akan terhambat karena unsur N
berkorelasi negatif dengan pengakaran stek.
Faktor
lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh pada terjadinya regenerasi
akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau media pengakaran seharusnya kondusif
untuk regenerasi akar yaitu cukup lembab, evapotranspirasi rendah, drainase dan
aerasi baik, suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak terkena cahaya penuh
(200-100 W/m2)
dan bebas dari hama atau penyakit (Paun et
al., 2010).
Perbanyakan
vegetatif menurut Rochiman (1973), dibagi menjadi 2 :
1.
Perbanyakan vegetatif alami, yaitu perbanyakan vegetatif
dimana mengambil bahan tanam dari organ tubuh tanaman induk yang merupakan
hasil pertumbuhan tanaman (bagian generatif) dan sifat dari keturunannya pasti
sama dengan induknya. Keuntungan perbanyakan
vegetatif alami yaitu :
·
dapat dipraktekkan pada tanaman yang tidak menghasilkan biji
·
sifat pohon induk diturunkan ke generasi berikutnya
·
masa juvenil relatif pendek
·
mempercepat persediaan bibit
Sedangkan kelemahan
perbanyakan menurut Yusnida (2006), vegetatif alami:
·
infeksi sistemik oleh virus dapat menjalar ke semua tanaman
·
bahan tanam akan menghabiskan tempat, tidak seperti biji
·
periode penyimpanan bahan tanam pendek
·
mekanisme perbanyakan pada beberapa tanaman tidak praktis.
·
Perbanyakan secara vegetatif dinilai kurang
efektif, jumlah anakan yang dihasilkan
sangat terbatas.
2.
Perbanyakan vegetatif buatan (adanya campur tangan manusia),
ada 2 macam, yaitu :
·
Perbanyakan vegetatif buatan dengan perbaikan sifat, yaitu
okulasi, grafting, kultur jaringan.
·
Perbanyakan vegetatif tanpa perbaikan sifat, yaitu cangkok
dan stek (daun, batang, akar) (Rochiman dan Harjadi, 1973).
Media
yang digunakan dalam perbanyakan vegetatif tanaman anggrek adalah arang dan
serbuk pakis. Kelebihan dari media tersebut adalah tumbuh lebih cepat dan mampu
menyerap air dan hara lebih optimal, selain itu mudah didapat dan harganya
terjangkau. Kelemahannya adalah organ akar yang tumbuh tidak kuat terhadap
substratnya, rentan terhadap hama (Ashari, 1995).
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil praktikum dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Perbanyakan vegetatif dapat
dilakukan melalui 2 cara, yaitu perbanyakan vegetatif alami dan perbanyakan
vegetatif buatan.
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perbanyakan vegetatif yaitu status air, cahaya, temperatur dan kandungan
karbohidrat.
DAFTAR REFERENSI
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya.
Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Boullin dan Went. 1933. Perbanyakan Vegetatif melalui Stek. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Hartmann,
H.T., D.E. Kester, F.T. Davies, dan R. L. Geneve. 1997. Plant propagation
principles and practices. 6th ed. Prentice Hall, Englewood Cliffs, N.J.
Krisantini,
Tanu, M. dan Irawati. 1999. Pengaruh
IAA dan GA3 Terhadap
Pertumbuhan Vegetatif Bibit Anggrek Dendrobium
Walter Ouemae 4N Singapore White. Bul, Agron. 27(2): 18-21.
Paun, O., R. M. Bateman., F. M. Fay., Hedren., Civeyrel, L. dan M.
W. Chase. 2010.
Stable Epigenetic Effects Impact Adaptation in Allopolyploid Orchids
(Dactylorhiza: Orchidaceae). Mol. Biol. Evol. 27(11): 2465–2473.
Rochiman, K.
dan S. S. Harjadi. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi Fakultas
Pertanian IPB. 72 hal.
Simmler, C.,
Antheaume, C. dan Lobstein, A. 2010. Antioxidant Biomarkers from Vanda coerulea
Stems Reduce Irradiated HaCaT PGE-2 Production as a Result of COX-2 Inhibition.
Plos One 5(10): 1 – 9.
Yanti, L., A., Buhaira
dan Nancy. 2010. Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Penyemprotan Pupuk Daun
Terhadap Pertumbuhan Plantet Anggrek
Dendrobium (Dendrobium jade gold)
pada Tahap Aklimatisasi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Jambi.
Yusnida, B.,
Syafii, W. dan Sutrisna. 2006. Pengaruh
Pemberian Giberelin (Ga3) dan Air Kelapa Terhadap Perkecambahan Bahan Biji Anggrek
Bulan (Phalaenopsis Amabilis Bl) secara In Vitro. Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):41-46.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar