M
|
eristem adalah
jaringan yang sel-selnya tetap bersifat embrional artinya mampu terus menerus
membelah tak terbatas untuk menambah jumlah sel tubuh. Menurut Setjo (2004) berdasarkan
posisi meristem pada tumbuhan, meristem
dibagi sebagai berikut :
1.Meristem apikal, terdapat pada pucuk dan akar pokok
serta cabangnya.
2.Meristem interkalar, yang terdapat diantara jaringan
dewasa seperti jaringan pada pangkal ruas rumput-rumputan (ketiak daun). Meristem interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat,
sebelum tumbuhnya bunga
3.Meristem lateral, meristem samping yang menyebabkan
pertumbuhan sekunder.
Auksin adalah zat yang ditemukan di ujung pucuk,
batang, pembentukan bunga yang berfungsi untuk pengatur pembesaran sel. Auksin
contohnya yaitu IAA (Indole acetic acid)
dihasilkan oleh organ titik tumbuh,
yaitu ujung tunas, daun muda, bunga, buah, sel kambium dan ujung akar,
sedangkan IBA (Indole butheric acid) merupakan
derivat dari IAA berupa auksin sintetis (Hoesen dan Priyono, 2000). Mekanisme kerja auksin dalam
mempengaruhi pemanjangan sel tanaman yaitu dengan cara mempengaruhi pelenturan
dinding sel. Auksin memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel
tumbuhan untuk memompa ion H+ kedinding sel. Ion H+ ini mengaktifkan enzim
tertentu shg memutuskan beberapa ikatan rantai molekul selulosa penyusun
dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yang masuk secara
osmosis. Setelah pemanjangan, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali
material dinding sel dan sitoplasma.
Beberapa fungsi
auksin yaitu (Anonim, 2008) :
1. Perkecambahan biji
Auksin
akan mematahkan dormasi biji (biji tidak mau berkecambah) dan akan merangsang
proses perkecambahan biji. Perendaman biji atau benih dengan auksin juga akan
membantu menaikkan kualitas hasil panen.
2. Pembentukan akar
Auksin
akan memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar dengan lebih baik.
3. Pembungaan dan pembuahan
Auksin
akan merangsang dan mempertinggi presentase timbulnya bunga dan buah.
4. Mendorong partenokarpi
Partenokarpi
adalah suatu kondisi dimana tanaman berbuah tanpa fertilisasi atau penyerbukan.
5. Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.
7. Memelihara dinding sel tetap elastis, merangsang
pembentukan dinding sel
Untuk membedakan
tanaman yang memiliki auksin yang banyak atau sedikit kita harus mengetahui
bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk
mengetahuinya, tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap. Untuk tanaman yang diletakkan di tempat gelap
pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat
lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja
hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang
terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan
tanaman yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat
dan juga oroma hijau segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon
auksin yang terkena sinar rusak karena dihambat oleh sinar matahari.
Sitokinin adalah
hormon tumbuhan turunan adenin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel,
disintesis pada ujung akar dan ditranslokasi melalui pembuluh xylem dalam akar
ke tunas (pucuk). Sitokinin umumnya ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi
di daerah meristematik lateral dan jaringan yang berkembang. Contoh hormon
sitokinin yaitu zeatin (sitokinin alami yang terdapat pada biji jagung),
kinetin (sitokinin sintetik), BAP (6-benzilaminopurin),
BA (Benziladenin), dan TDZ (Thidiazuron). Fungsi Sitokinin :
1.Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik.
2.Merangsang diferensiasi sel-sel yang dihasilkan
dalam meristem.
3.Mendorong pertumbuhan tunas samping dan perluasan
daun.
4.Menunda penuaan daun.
5.Merangsang pembentukan pucuk dan mampu memecah
masa istirahat biji.
6.Merangsang
perluasan daun yang dihasilkan dari pembesaran sel atau merangsang pemanjangan
titik tumbuh daun dan merangsang pembentukan akar cabang
Dominansi apikal adalah
pertumbuhan ujung pucuk suatu tumbuhan yang menghambat perkembangan kuncup
lateral di batang sebelah bawah. Thimann dan Skoog menunjukkan bahwa dominansi apikal disebabkan oleh auksin
yang didifusikan tunas pucuk ke bawah pada tunas lateral, hal ini akan
menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasi auksin masih terlalu
tinggi. Konsentrasi auksin yang tinggi
ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral (Dahlia, 2001). Mekanisme terbentuknya tunas lateral
karena adanya pemotongan pucuk batang pada meristem apikal shg aliran auksin ke
bawah akan terhambat maka akan tumbuh tunas lateral (Rismunandar, 1988).
Faktor
yang mempengaruhi dominansi apikal menurut Wattimena (1987) adalah zat pengatur tumbuh, faktor genetik,
faktor lingkungan, dan dipengaruhi pula oleh usia fisiologis dari tanaman itu
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar